Genre : Puisi bebas
Tajuk : Patah sayap cintaku
tatkala detik itu ku mengenalinya,
insan bernama ilyaa,
terpatri di sanubari,
mencintainya memrlukan 1 saat,
tapi untuk ku lupa segalanya memerlukan masa sepanjang hayat,
jika dia lebih memilih yang lain,
bukan ku tak meredhai,
tapi kesakitan itu sejujurnya perlu ku rasai,
kerana urusan Dia,aku dan ilyaa yang mengetahuinya,
sayang padanya tak mengira rupa,
juga apatah lagi harta,
tapi helah dan liciknya,
dengan kelembutan hati,
terjerat pada penipuan ini,
kadang-kadang ingin ku melupa,
tapi hati tetap mengingat,
kerana janji,
ku tuntun ia,
terlalu juga tak mahu,
tertanya pada jawapan yang samar,
membuat spatialku berkecamuk,
dek taufan yang melanda,
ku gagahi jua,
kadang ku juga berubah angin,
tapi tak bermakna ku berubah hati,
memang ku akui,
ku selalu membuat kesilapan,
ku selalu banyak persoalan,
ku selalu menjaga itu dan ini,
tapi...
itu tak bermakna ku mengongkong segalanya,
terkadang bila hati sudah dimanipulasi,
merajuk itu pasti,
tapi tak bermakna ku ego,
ku akui jua,
suatu ketika,
kematangan itu tak terserlah,
kemanjaan itu mengada-ngada,
bila pertama kali ku dimanipulasi dengan kecurangan,
ku akui jua,
ku sakitkan dia dan dia,
tapi tak bermakna aku harus dipersalah sendirian,
mengapa tidak dia dan dia juga dipersalah?
haruskah bahu yang menderita dipersalah?
haruskah dia membela dia,
haruskah yang lain membela yang salah?
airmataku tiada yang mengerti,
terkadang ingin saja ku turuti darah muda,
ingin sahaja ku beri buku lima,
ingin sahaja ku beri jari nan lima,
ingin sahaja ku beri sepak terajang,
ingin sahaja ku hunus segala kesakitan pada dia dan dia,
tapi...
aku juga insan biasa,
hati mana yg tak terasa bisanya,
bila dia mula memanipulasi,
dan bila dia yg mengetahui dia sudah berpunya,
tetap ingin memiliki?
kadang ku tertanya sendirian,
mengapa masih ada insan dia yang sanggup memetik bunga,
lalu merosakkan,
dan meninggalkan tanpa bersalah?
kadang ku bertanya lagi,
mengapa masih ada insan seperti dia,
ketandusan lelaki,
yang masih ingin memiliki,
pada yang dah berpunya?
kadang ku tertanya,
siapa yang salah?
tapi...
hati manusia tiada paksanya,
makin dipaksa makin memberontak,
akhirnya...
tintaku undur diri,
puaslah hati dia dan dia,
bila hati yang menderita ini melangkah pergi,
membawa 1001 kesengsaraan,
membawa segala penderitaan,
membawa segala yang tercalar,
tanpa diketahui dia dan dia...
betapa patahnya sayap,
kekuatan cinta,
insan bernama fashika....
Nukilan : fashika syuhada
tinta buat : pencuri hati ilyaa
#tatkalahatiberbisamenahankesakitandiadandia#
No comments:
Post a Comment