Genre : Puisi
Tajuk : Dikala Sang sanubari berkarisma sintaksisnya
jauh di lubuk hati ku tutur kalimah kejujuran,
dari benak ruang hati yg tersepit,
menguntai kata dalam kedukaan...
ingin ku berbicara,
sedalam jurang marina,
setinggi gunung everest,
tp madah xsecantik Granada,
menapak kaki bertinta d sana...
ku lihat gelak tawa,
anak muda d jalan Brisbane,
sehingga ku terlihat pada si kecil,
duduk sendirian mendakap jiwaku utk bercengkerama,
ku atur satu persatu langkahku,
utk ku tatap wajahnya,
xsampai seinci kaki ku melangkah,
seolah benak fikirannya mulai membaca,
gerak geriku terhenti,
bila si keceil berlari ke arahku,
mendakap penuh erat,
kaku terhenti langkah seketika,
ku tatap wajahnya penuh rentetan,
ku cuba selami apa yg tersurat juga tersirat,
akhirnya dia berbicara,
katanya ayah sudah tiada,
ibu pula sibuk berjoli,
aku mulai sedar...
betapa bersyukurnya masih ada yg mendakap...
ku dakap penuh erat,
di jalan Brisbane mengukir pertemuan,
antara Emelda dengan Fashika,
menguntai bicara,
membuatku sedar,
betapa hidup ini terlalu berkalang noda,
akhirnya...
ku titip sehelai selendang buatnya,
jadi kenangan antara kita...
ku titip pesanan buatnya,
jadilah insan yg berguna...
hargai apa yg ada...
agar kelak xtercari-cari,
kerana sakit bila kehilangan....
Nukilan : Saadiah Nored
No comments:
Post a Comment